
Honda
B16A Twin Cam inline 4 cylinder 1595 cc turbocharged stock cylinder
block, forged piston & connecting rod, power output 500 hp. Piston
cast dan con-rod standard pabrik tidak akan mampu menahan horsepower dan
tekanan boost ukuran raksasa.
Assalamu’alaikum wR wB
Mungkin sebagin besar dari kita tidak terlalu banyak memperhatikan bagian dalam mesin yang berperan menggerakkan kendaraan. Bagi yang suka oprek untuk mencari power naikan performa kendaraan, bagian dalam engine menjadi area penting untuk di investigasi. Ketika power output ingin ditambah dengan cara merubah ukuran parameter seperti kompresi statik piston, profil camshaft lebih agresif, bagian engine yaitu piston dan stang (connecting rod) menjadi parts yang harus dipertimbangkan.
Seberapa
perlu piston dan connecting rod diganti tergantung pada seberapa
radikal engine akan di modifikasi oleh kita. Engine mobil dan motor
dengan rasio kompresi statik tinggi misalkan 13:1 dan profil camshaft masuk kategori race beroperasi pada rentang putaran 7500-10000 rpm
keatas, disarankan mengganti piston dan connecting-rod. Juga engine
dengan aplikasi sistim turbocharger, supercharger memproduksi tekanan
boost besar dan juga sistim nitrous oxide perlu dilakukan penggantian
piston. Biasanya mobil dan motor standard menggunakan piston tipe cast,
meskipun juga mobil dan motor performa tinggi dari pabrik ada yang sudah
memakai piston forged.
Piston cast
dibuat melalui proses molding yaitu menuangkan campuran silikon dan
aluminium kedalam cetakan. Kandungan silikon sekitar 8.5-10.5%,
kemudian piston bisa dibentuk sesuai dengan design. Selain silikon ada
juga unsur seperti mangan dan tembaga untuk menambah kekuatan struktur.
Setelah itu dilakukan “heat treatment” yaitu proses pemanasan selama
waktu yang telah ditentukan untuk menghilangkan stress di metal. Tapi
piston cast memiliki struktur yang ada batas kelemahan pada level
tertentu. Bobot juga berat karena harus memenuhi ketebalan dinding
piston bertujuan menambah faktor kekuatan.
Di atas
piston cast ada tipe hypereutectic yang juga prosesnya sama dengan
moulding. Mengandung silikon lebih banyak dari cast piston sekitar 16-18% memberi
pengaruh pada kekerasan metal di bagian alur tempat ring, pin boss dan
piston skirt. Hypereutectic alloy memiliki berat lebih ringan sekitar 10%
dari cast piston. Dengan kandungan silikon lebih banyak mengurangi
kecenderungan piston ekspansi atau memuai akibat panas sekitar 15%.
Karena hypereutectic piston bersifat tidak menghantar (konductor) panas
secara efisien, maka gap atau jarak kerenggangan antara piston dengan
dinding cylinder (piston to wall clearance) bisa lebih ketat (tight)
untuk mengurangi kelenturan ring piston dan menambah daya kompresi.

Mahle forged piston for Mitsubishi 4G63 turbocharged engine, made in Germany (streettunedmotorsport)
Forged piston biasanya dibuat dari salah satu antara dua alloy yaitu SAE 4032 dan SAE 2618. Kandungan silikon 4032 lebih banyak sekitar 11-13.5% dibandingkan 2618, sering digunakan pada engine high performance naturally aspirated. Dengan sifat tidak gampang memuai, meningkatkan pelumasan (lubricity) dan tidak mudah lecet.
Sebaliknya piston forged dengan 2618 alloy memiliki kadar 0.28 persen silikon mudah memuai karena panas, kecenderungan mengalami lecet tapi dengan kekuatan 10-15%
dari piston 4032 alloy. Forged piston dengan 2618 alloy cocok digunakan
pada engine dengan sistim turbocharger, supercharger atau nitrous
oxide. Juga normally aspirated engine dengan kompresi sangat tinggi.
Dimana engine tersebut memproduksi panas ekstrim di dalam ruang bakar
(combustion chamber). Hanya piston tipe ini tidak bisa dipakai pada
engine performa tinggi untuk jalan raya yang mana tidak sering melakukan
penggantian piston seperti mobil atau motor balap.
Mobil balap
Formula 3000 atau motor WSBK memiliki jarak tempuh yang pendek.
Mengharuskan penggantian engine parts rutin seperti piston, con-rod,
klep pada interval yang telah ditentukan oleh mekanik tim misalkan
antara 1000-1500 km.

Takegawa forged piston high compression Honda CBR250R
Proses
pembuatan forged piston yang lebih banyak tahapannya membuat tipe piston
ini lebih mahal dari piston cast atau hypereutectic. Melalui proses
moulding cairan metal dibentuk menjadi cylinder atau bar, kemudian di
potong sesuai dengan ukuran yang di inginkan. Setelah itu dipanaskan dan
di masukkan ke mesin tempa (forging press) untuk membentuk potongan itu
menjadi piston yang masih mentah. Proses tempa atau forging menambah
kepadatan (density) dari alloy, hal itu menaikkan faktor kekuatan dan
daya tahan piston, juga karakteristik piston menerima panas. Forged
piston menghantar panas lebih cepat tapi mampu cepat pula dingin
kembali.
Selain itu
penambahan coating diperlukan untuk melindungi piston dari gesekan dan
panas ekstrim dengan bahan seperti moly, graphite dan tefflon. Biasanya
di lapisi pada bagian dinding piston dan skirt. Piston dengan qualitas
bagus yang ada dipasaran seperti Mahle, Ross, Arias, Omega, JE etc.

Lunati steel forged connecting rod, I-beam & H-beam
Connecting
rod standard dari pabrik sudah cukup kuat menerima tekanan energi yang
dihasilkan ledakan di ruang bakar dan menahan tensile pada putaran
tinggi untuk tidak memanjang (stretch). Tapi ketika power output makin
besar dan putaran engine makin bertambah cepat, connecting rod standard
mungkin akan sampai pada batas kekuatannya.
Ada dua
tipe connecting rod yang tersedia di pasaran, yaitu I-beam dan H-beam.
Connecting rod standard dari pabrik biasanya dengan bentuk I-beam dengan
struktur yang tipis terbuat dari besi baja biasa. Aftermarket I-beam
con-rod memiliki struktur lebih tebal dan dibuat melalui proses forging
atau tempa. Walaupun ada juga manufaktur con-rod memproduksi I-beam
tanpa proses forging, yaitu penguatan pada struktur nya. Harga lebih
murah dari I-beam connecting rod dengan proses tempa.

Pankl titanium I-beam con-rod Ducati 999 superbike
Forged con-rod di manufaktur memakai bahan besi baja 4340
yang biasa disebut dengan “aircraft” grade alloy karena faktor
keunggulan kekuatan dan daya tahan. Mampu menahan tekanan tensile
sebesar 145000 pound per square inch. Hanya tidak semua
steel 4340 diproduksi berdasarkan standard yang sama dimana akan
mempengaruhi qualitas connecting rod. Perlu memperhatikan merk-merk yang
telah memiliki reputasi baik selama ini, seperti Pankl, Carrillo,
Eagle, Cunningham dll.
Untuk
pemakaian racing menyentuh rpm sangat tinggi pilihan pada con-rod
terbuat dari aluminium atau titanium. Con-rod dari aluminium atau
titanium memiliki bobot lebih ringan dari besi baja, mengurangi berat
part engine yang berputar resiprokal (reciprocating mass). Faktor itu
memberi keuntungan engine revving lebih cepat dan mampu berputar lebih
tinggi lagi tentunya menambah horsepower. Kelemahan aluminium con-rod
yaitu pada masa kerja yang singkat. Berjalannya dengan pemakaian,
con-rod akan mengalami kelelahan (metal fatique) dan perlu penggantian
untuk menghindari terjadi stretch yang membahayakan engine.
Titanium
con-rod menjadi pilihan tim balap yang serius mencari horsepower di rpm
ekstrims. Mobil balap full competition maupun juga motor WSBK
menggunakan titanium karena bobot begitu ringan sekitar 24%
dari con-rod besi baja tempa dengan perbandingan kekuatan yang sama.
Tapi dijual dengan harga mencapai tiga kali lebih mahal dari harga steel
forged connecting rod ber qualitas tinggi.
Struktur
tipe H-beam dianggap paling terkuat meskipun ada perdebatan apakah lebih
kuat dari tipe I-beam. H-beam biasanya lebih keras (rigid) dan mungkin
lebih bagus mendistribusikan beban dari tekanan kompresi yang diterima.
Ideal dipakai pada turbocharger engine, supercharger dan nitrous oxide.
Hanya lebih berat sekitar 100 gram dari tipe I-beam dengan perbandingan kekuatan yang sama.
I-beam
dipilih untuk ditempatkan pada engine yang beroperasi mencapai rpm
ekstrim. Con-rod tipe ini memberikan cukup banyak jarak (clearance)
didalam cylinder bore maupun crankcase dan dengan bobot lebih ringan.
Jangan
sampai dilewatkan penggantian piston dan con-rod akan menjadi bermasalah
apabila baut dan mur yang digunakan untuk mengencangkan con-rod tidak
memberikan kekuatan seperti seharusnya. Baut dan mur patah menjadi
bencana besar, karena menghancurkan engine. Dengan itu mengganti baut
dan mur con-rod dengan merk ber qualitas yang tersedia di pasaran
seperti “ARP” adalah suatu keharusan.
Kembali
kepada engine yang akan dimodifikasi kira-kira setingkat apa power ouput
dan rpm yang direncanakan nanti. Misalkan penambahan horsepower tidak
terlalu siknifikan juga kenaikan putaran engine, maka piston standard
dan connecting rod bawaan pabrik masih bisa digunakan.
semoga berguna.
semoga berguna.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar