
Nissan
inline 6 cylinder twin turbo. Max power 804,6 hp (600 Kw) at the rear
wheel. 0-400 meter 8 detik (High performance imports magazine)
Assalamu’alaikum wR wBPro engine builder biasanya akan menanyakan kepada pemilik kendaraan sebelum membangun engine. Kira-kira akan seperti apa nanti, apakah transient torque yang sedikit kuat dari standard yaitu pada rentang rpm tengah atau lebih ke atas lagi?
Engine
tuner akan menanyakan seperti itu dengan maksud karakteristik engine
yang di inginkan pemilik akan seperti apa nantinya dan apakah tepat
seperti yang di inginkan. Jadi bukan dengan menawarkan VE
setinggi-tinggi nya sampai level untuk balap yang mana justru memberi
dampak negatif. Karena kendaraan sebagian besar dipakai di jalan raya
sehari-hari (daily driver) torsi efektif dan powerband harus tepat pada
rentang putaran engine yang biasa digunakan. Walaupun juga ada pemilik
memakai kendarannya hanya untuk jadi weekend warrior atau trackday di
sirkuit.
Mungkin ada
yang beranggapan maksimum HP lebih mantap. Itu boleh aja, tapi juga
harus ada batasannya sampai seberapa besar supaya masih cocok untuk
pemakaian di jalan umum. Engine untuk balap menyemburkan HP perkasa pada
rpm maksimum tidak akan nyaman di bawa jalan-jalan atau masuk ke mal
karena potensi torsi untuk mendorong secara cepat (transient torque)
baru mulai hidup di rpm tinggi. Kecepatan airflow akan efektif mengisi
silinder pada putaran cukup jauh di atas engine standard.
Misalkan
pemilik motor tetap ingin menjaring power besar tapi tercapai pada
putaran tidak terlalu tinggi jalan lain adalah dengan bore-up silinder.
Di mobil juga dengan bore-up/stroke-up dan cara lainnya melalui pasang
sistim induksi bertekanan yaitu turbocharger atau supercharger. Dengan
cara ini HP dan torsi akan meningkat dan memuncak pada putaran yang
tidak begitu berbeda dengan engine standard sebelumnya. Kendaraan akan
tetap layak dibawa jalan (streetable) tanpa kesulitan harus banyak
pindah gir transmisi downshift saat kehilangan torsi di rpm rendah.
Itu yang
kira-kira perlu diperhatikan kalau ingin membangun engine, dari pada
terfokus tulisan-tulisan mengenai potensi HP engine akan sebesar apa
kalau di peras maksimum sampai pada zona racing. Karena untuk membangun
engine normally aspirated modern untuk balap VE 90-100% sekarang ini sebenarnya mudah. Membangun engine 250cc 2 silinder high revving diatas 40 bhp (at the crank) pada putaran lebih dari 12000 rpm bisa aja tergantung dari engine tuner dan komponen yang digunakan.
Tapi apakah
motor dan mobil akan masih layak di jalan raya (streetable) dimana
transient torque efektif mulai galak muncul di rpm tinggi?
Hal ini
tentu perlu konsultasi antara pemilik dengan pro engine builder nya
supaya hal diluar rencana dapat terhindarkan akibat terbuai oleh
tulisan-tulisan yang mengagungkan motor atau mobil pemakaian jalan raya
digiring masuk ke zona balap.
Dalam dunia
engine builder untuk bangun mesin performa tinggi ada istilah “engine
blueprinting” tepat seperti dilakukan oleh tim-tim balap mobil Formula
one, motogp, motor WSBK dan lainnya. Engine blueprinting walaupun tidak
mutlak dilakukan untuk kendaraan jalan raya tapi suatu keharusan bagi
mobil atau motor balap. Supercar seperti Ferrari, Lambo, Nissan GTR R35,
Mercedez-AMG kemudian motor Ducati 1199 Panigale R, Honda CBR1000RR SP,
Yamaha YZF-R1M sudah di blueprinting dari pabrik.
Engine
blueprinting adalah proses membangun engine secara khusus atau presisi.
Dalam prosesnya memerlukan waktu kerja tidak sedikit dan pastinya ongkos
yang ngak murah. Tujuannya menciptakan engine yang balance, rendah
vibrasi, tidak ada kebocoran, lebih tahan lama dan tentunya menaikkan HP
lagi. Engine terungkit pada level tertinggi mendekati sempurna.
Setiap
bagian dan parts diukur dan melalui proses balancing begitu teliti dan
hati-hati. Seperti piston, connecting-rod, crankshaft di check visual
apakah ada keretakan (cracks) atau bentuk yang tidak sesuai (deformed).
Size diukur apakah sudah tepat kemudian ditimbang dan dibandingkan satu
sama lain supaya perbedaan berat menjadi sedekat mungkin dalam tolerasi 1
gram misalnya.
Spek pabrik
biasanya menyediakan toleransi gap/kerenggangan (clearance) yang biasa
digunakan untuk membangun kembali engine. Seperti jarak kerenggangan
antara piston dengan dinding silinder (piston to wall), gap ujung ring
piston, gap metal duduk dengan crankshaft journal, jarak kerenggangan
metal jalan dengan con-rod journal, crankshaft end-play, pin dengan
piston boss, kerenggangan camshaft journal dengan cap dan masih banyak
lagi.
Piston
harus sanggup menahan panas ekstrim dan tekanan pembakaran (combustion
pressure) pada saat power stroke. Misalkan performa engine diangkat pada
level berikut maka perlu perhitungan apakah piston standard masih dapat
bertahan. Forged piston menjadi
pilihan tepat kalau HP dan rpm makin meningkat. Memiliki daya kekuatan
struktur metal di atas cast piston dan hypereutectic alloy. Ada banyak
pilihan aftermarket seperti merk Mahle, Wiseco, Arias, Ross.
Melakukan piston blueprinting seperti jarak
kerenggangan piston dengan dinding silinder (piston to wall clearance).
Engine Honda Jazz L15 piston to wall clearance adalah 0.010-0.040 mm. Kalau engine di blueprinting maka gap piston dengan dinding silinder harus sama misalnya jadi 0.010 mm
semuanya. Zero tolerance piston no 1 sampai 4, tidak ada toleransi
perbedaan gap satu dengan lainnya pada engine di cetak biru atau
blueprinting. Jarak kerenggangan bagian lainnya seperti :
- Piston skirt dengan crankshaft
- Pin bore
- Piston dengan cylinder head
- Piston dengan klep
Connecting
rod adalah komponen paling stress terkena beban atau tekanan
dibandingkan komponen lainnya. Ada beberapa jenis connecting rod
tersedia di pasaran untuk engine performa tinggi biasanya dari baja yang
sudah melalui proses tempa atau forging. Meskipun con rod standard dari
cast-iron sudah cukup kuat. Faktor yang harus diperhatikan ketika melakukan proses blueprinting diantaranya :
- Jarak center-to-center, big end dan small end tiap con rod harus sama semua
- Kerenggangan piston dan con rod
- Kerenggangan cylinder block dan con-rod
- Kerenggangan metal jalan atau rod bearing
- Kerenggangan bagian sisi antara con rod dengan cylinder block
Ruang bakar
(combustion chamber) di cylinder head menentukan rasio kompresi statik
piston. Setelah cylinder head porting selanjutnya dilakukan pengukuran
memakai alat flowbench untuk melihat berapa besar airflow dalam cubic
feet/minute (CFM) sanggup dihasilkan masing-masing port. Perbedaan yang
muncul di ruang bakar dan cylinder head inlet/outlet port oleh engine
tuner disempurnakan supaya bisa sedekat mungkin.
Permukaan
cylinder block dan Cylinder head di ukur apakah masih rata (flat). Kalau
tidak harus dilakukan slep atau resurfacing supaya tidak terjadi
kebocoran air radiator juga kompresi statik piston. Pemukaan yang rata
memberikan tekanan yang sama pada seluruh area dan optimalkan kompresi
statik piston.
Bagian dari proses engine blueprinting lainnya :
- Crankshaft di check apakah poros sudah lurus dan sebagai masa berputar engine terberat di pangkas bobotnya kemudian di balance secara presisi supaya tetap stabil pada rprm tinggi. Crankshaft lebih ringan mengurangi efek gyroscopik dan akan lebih cepat revving.
- Poros main dan rod journal crankhaft di check diameternya apakah sama.
- Bore crankshaft di cylinder block di sejajarkan (alignment)
- Material crankshaft diperkuat lagi dengan melalui proses nitrit dan nitrocarburizing.
- Silinder bore di sejajarkan pada tiap sumbu atau axis berkaitan dengan cylinder block casting secara keseluruhan.
- Poros camshaft di check apakah lurus juga lobe nya.
- Berat cam follower atau rocker arm masing-masing ditimbang dan dibuat sedekat mungkin.
- Valve stem (batang klep) yang di samakan panjangnya.
- Valve seat (dudukan klep) mencapai kedalaman tertentu yang direncanakan dan setiap valve seat sama ukurannya.
- Check dan mencapai sudut geometry tertentu valvetrain (klep, per klep, valve guide, cam follower/rocker arm, valve spring retainer)
- Intake port dengan intake manifold di sejajarkan
- Menyempurnakan sistim pelumasan engine dan pendinginan.
- Penggantian baut yang lebih kuat seperti merk ARP untuk con-rod, crankshaft dan cylinder head.

Celah
kerenggangan (clearance) antara crankshaft bearing (metal duduk) dan
crankshaft journal ukuran angka harus sama seluruhnya tanpa ada
toleransi . Proses menjadi seragam bukan pekerjaan sederhana. Sebaliknya engine yang tidak di cetak biru terdiri dari beberapa ukuran kerenggangan.

Crankshaft
bearing (metal duduk). Misalkan ditentukan 0.030 mm maka celah
kerenggangan seluruh metal duduk dengan crankshaft journal harus sama
semua tidak ada gap toleransi

Kerenggangan
(clearance) antara piston dengan dinding silinder (piston to wall) dan
level permukaan piston dengan permukaan silinder blok harus sama semua.

Mengatur
gap kedua ujung ring piston dengan gerinda supaya sesuai spek yang
ditentukan dan sama antara piston satu dengan piston lainnya kalau
engine lebih dari satu silinder. Demikian juga gap antara ring piston
dengan alur piston (groove). Jelas bukan pekerjaan yang sebentar perlu
ketelitian tingkat tinggi.

Piston
& connecting rod dengan perbedaan berat sedikit mungkin. Gap yang
sama antara pin dengan piston boss, con-rod dengan con-rod bearing
(metal jalan) juga jarak center-to-center con rod

Mengukur
kerenggangan (clearance) dengan plastigage seperti merk Clevite kurang
akurat. Pro engine tuner memakai micrometer dan dial bore indicator
untuk mendapatkan hasil lebih presisi
Begitu
banyak langkah atau prosedur engine blueprinting yang tidak dapat
penulis cantumkan semua, dimana terdiri dari puluhan halaman.
Engine
blueprinting adalah pekerjaan yang tidak cepat dan melalui beberapa
error. Bisa jadi piston set atau connecting-rod set yang dipesan tidak
cocok dan harus dikembalikan. Karena perbedaan berat antara satu dengan
lainnya terlalu siknifikan juga faktor gap nya.
Seperti
engine blueprinting juga berlaku gearbox blueprinting dan trans axle
dengan tujuan dan melalui prosedur yang sama. Ini biasa dilakukan oleh
tim Formula 1, motogp dan lainnya dimana semua harus diseragamkan dalam
hitungan micron.
Melihat
proses dengan kriteria yang sangat banyak dan memakan waktu dan ongkos
tidak sedikit engine blueprinting tidak selalu harus dilakukan untuk
kendaraan jalan raya.
Demikian
mengenal sejenak engine blueprinting dibahas sangat ringkas ini. Mungkin
Bro pembaca yang “horsepower freaks” dan punya skill engine tuning bisa
praktekkan ke kendaraannya, semoga bermanfaat.
Source
Books & magazines : High Performance Imports, Honda tuning, Hot
Compact & Imports (HCi), Modern engine blueprinting techniques
Tidak ada komentar:
Posting Komentar