Jarak tempuh engine Honda CB 125 jauh lebih panjang dibandingkan engine motogp 250 HP yang hanya sekitar 2500 km
Assalamu’alaikum wR wBMembangun mesin balap tangguh memiliki potensi juara bukan suatu pekerjaan ringan. Ada peranan ilmu internal combustion engine (ICE), pengalaman jam terbang digabungkan dengan ketelitian, waktu pengerjaan dan perasaan seni dari seorang engine builder.
Nama-nama
rumah tuning Ten Kate, Yoshimura, Fast by Ferracci adalah beberapa
privateer yang sudah cukup lama partisispasi di balap WSBK dan AMA
superbike. Dari rumah tuning mereka telah bergulir banyak motor balap
yang sukses meraih titel juara.
Hal sangat penting dan tidak sekalipun terlewatkan adalah engine di cetak biru atau engine blueprinting.
Istilah yang sudah biasa terdengar dan dilakukan oleh para suhu engine
builder. Engine blueprinting terdiri dari banyak proses yang memerlukan
ketelitian dan sangat melelahkan. Dimana tujuan akhir menciptakan engine
pada tingkatan tertinggi mendekati sempurna. Kuncinya adalah presisi
sejauh yang dimungkinkan.
Tercapai
target tersebut harus melakukan langkah-langkah mulai dari check secara
visual komponen atau parts mesin yang akan digunakan apakah ada
deformasi atau keretakan melalui metode seperti dye penetrant atau
pewarnaan ke cylinder head misalnya. Ada keretakan micro bisa jadi
bencana nantinya. Check kebocoran pada dudukan klep atau valveseats di cylinder head memakai vacum tester dan seterusnya.
Dalam kamus
mesin di cetak biru berlaku “zero tolerance” yaitu tidak ada toleransi
clearance atau jarak kerenggangan pada komponen dan parts. Berlainan
prosedur membangun engine standard dimana angka toleransi kerenggangan
dibolehkan. Misalkan jarak kerenggangan ring piston Honda CBR250RR atau
Yamaha R25 standard antara 0,20 – 0,30 mm, maka untuk kedua piston motor tersebut yang mau di cetak biru jarak kerenggangan ring harus sama semua yaitu 0,20 mm tanpa kecuali.
Demikian
pula berat antara kedua piston masing-masing ditentukan hanya berbeda 1
gram misalnya. Kalau piston ada yang bobotnya lebih, engine bulider akan
mengikis sampai berat kedua piston makin dekat.
Tidak
berhenti disitu tapi juga pada letak piston boss tempat wristpin berada
harus center. Faktor ini mempengaruhi rasio kompresi statik pada tiap
piston engine dua silinder atau lebih yang di usahakan sedekat mungkin.
Kerenggangan
lainnya pada bagian alur tempat ring, pin bore dengan wristpin, piston
dengan dinding silinder dan jarak permukaan piston dengan deck engine
block.
Kalau kedua
piston engine dua silinder tidak mencapai kerenggangan yang sama.
Pinboss tidak center dan berat terlalu jauh, maka harus diganti walaupun
kedua piston tersebut masih baru.
Membangun engine balap perlu piston yang sanggup menahan panas ekstrim dan tekanan silinder sangat besar. forged piston adalah
pilihan ideal apakah untuk naturally aspirated engine atau aplikasikan
sistim induksi bertekanan yaitu turbocharger, supercharger dan nitrous
oxide.
Rasio kompresi statik piston engine balap naturally aspirated dapat mencapai 14.6 : 1. Sangat tinggi dimana memerlukan racing fuel ber oktan 100 ke atas supaya terhindar dari detonasi yang merusak.
Bertambahnya
kompresi statik piston dan rpm memberi pengaruh langsung terhadap
besarnya tekanan pembakaran (combustion pressure) maupun temperatur
panas di dalam silinder. Dimungkinkan maksimum cylinder pressure
menembus 1100 psi. Turbocharger dan supercharger mencapai lebih dari 1800 psi,
tergantung dari besarnya boost. Cast piston standard dari pabrik ngak
sanggup menahan beban itu. Kecuali engine sudah dilengkapi dengan forged
piston berkualitas baik dari pabrik. Tidak semua forged piston punya
kekuatan yang sama.

Piston
blueprinting diameter tiap pin bore harus sama. Diukur memakai alat
bore-gauge. Misalkan tidak center maka piston diganti. Juga kerenggangan
pin bore dengan wristpin, piston dengan cylinder wall, piston dengan
cylinder deck dan seterusnya.
Connecting rod
juga diberlakukan kriteria yang sama, berat masing-masing harus sangat
berdekatan. Jarak center-to-center bagian small end dan big end harus
sama dimana pada posisi titik mati atas (TDC) piston memberikan jarak
dengan ruang bakar (combustion chamber) dan klep in/ex yang tidak
berbeda satu dengan lainnya. Hal ini juga mempengaruhi rasio kompresi
statik setiap silinder.
Sama seperti piston, kalau kedua connecting tidak mencapai spek blueprinting, tidak ada jalan lain keculi diganti.

Con-rod
blueprinting meliputi jarak center to center yang harus sama pada
engine 2 silinder atau lebih. Juga kerenggangan piston dengan con-rod,
con-rod dengan cylinder block, con-rod dengan metal jalan (rod bearings)
dan seterusnya.
Cylinder head
banyak berperan terhadap kecepatan airflow dan pembakaran campuran
udara dan bbm. Mayoritas ruang bakar (combustion chamber) memakai
rancangan Pent-roof fasilitasikan komunikasi antara saluran (port)
intake dan exhaust secara efisien.
Inlet/outlet
port tepat ukuran akan mampu memenuhi kebutuhan airflow pada rpm yang
di inginkan. Akan menjadi ngak tepat sasaran kalau cylinder head dengan
ukuran diameter inlet/outlet efektif pada putaran 8000 rpm kemudian harus memenuhi kebutuhan airflow camshaft balap yang membangun HP puncak pada putaran 12000 rpm
misalnya. Kiranya menciptakan HP perkasa pada putaran 12000 rpm,
sebaliknya engine malahan tercekik (choked) akibat kekurangan airflow
dan tidak bisa revving lebih tinggi lagi.
Menurut
para suhu engine builder ini sering terjadi apabila tidak memahami
dinamika aliran udara atau airflow. Pasang cam racing di engine standard
yang akhirnya muncul kekecewaan.
Menurut SuperFlow Corp manufaktur mesin dynamometer dan alat flowbench, Engine naturally aspirated membutuhkan 1,25 SCFM
(standard cubic feet/minute) untuk tiap HP pada titik tepat di kurva
torsi puncak atau sedikit dibawahnya kemudian perlu hampir 1,4 SCFM di atas kurva torsi puncak menuju ke HP puncak.
Karena HP
adalah fungsi dari torsi dan rpm dan keduanya berhubungan langsung
dengan airflow, untuk itu pekerjaan head porting engine balap sangat
penting. Tanpa adanya peningkatan torsi dan rpm maka HP ngak akan pernah
bertambah. Jadi besarnya torsi dan naiknya rpm tergantung dengan
seberapa efektif airflow yang masuk kemudian terbakar bersama bensin di
dalam ruang bakar (combustion chamber).
Engine
sebenarnya tidak menciptakan HP secara langsung melainkan daya putar
atau twisting force yang disebut torsi. HP hadir ketika ada kerja dan
bergerak menempuh jarak dan waktu tertentu.
Head porting
esensinya supaya airflow yang masuk ke silinder dan gas hasil
pembakaran keluar ke knalpot dapat bergerak cepat sesuai dengan rpm yang
dinginkan. Saluran atau port cylinder head harus minimum hambatan
supaya airflow mampu bergerak cepat secara smooth. Volume Airflow
tertinggi dan smooth dengan sedikit hambatan itu disebut laminar flow.
Lawannya adalah turbulensi yang mana airflow mulai terpecah, terjadi
friksi dan memperlambat kecepatan, kepadatan udara juga menjadi
berkurang karena terurai. Faktor negatif itu yang harus ditekan melalui
cylinder head porting berkualitas baik.
Bagian yang
jadi perhatian engine builder ialah area cross-sectional dan radius
belok di atas dudukan klep atau valve seats. Transisi dari area
cross-sectional berbentuk persegi ke area venturi dudukan klep berbentuk
bundar diusahakan tepat sehalus mungkin.
Multi angle valve cut penting
sekali membentuk pola aliran udara (airflow) yang masuk ke dalam
silinder. Hambatan paling besar dihadapi oleh airflow adalah ketika
melewati klep. Valve seats atau dudukan klep yang terdiri dari 3 atau 5
sudut mampu menghaluskan airflow. Stock valve seats yang hanya satu
sudut 45 derajat ada bagian tajam tepat di atas dan dibawah klep ketika
posisi menutup. Pada saat klep membuka bagian tajam itu menyebabkan
turbulensi, kecepatan aliran udara jadi berkurang. Perbedaan sudut tajam
tersebut juga membuat campuran udara/bbm menjadi terpecah atau
terpisah. Solusinya engine builder pro akan menambah sudut pada dudukan
klep menjadi 30-45-60 derajat atau lebih supaya laminar flow selalu terjaga.
Hasil pengerjaan multi angle valve cut dapat sukses dengan menggunakan mesin-mesin cutter ternama seperti merk Serdi dan Sunnen.

Dudukan
klep atau valve seats menentukan pola airflow yang melewati klep saat
posisi open. Multi angle valve cut misalnya 30-45-60 derjat sangat
penting menciptakan laminar flow. Hal penting lain nya deck cylinder
head harus rata supaya kompresi statik mencapai maksimum tidak ada
kebocoran. Melakukan micro check menghindari adanya bagian yang retak.
Crankshaft
secara bersamaan menentukan panjang stroke dan menyalurkan daya putar
atau torsi yang diciptakan combustion pressure pada langkah tenaga
(power stroke) ke gearbox. Untuk itu harus punya daya tahan terhadap
dinamika engine yaitu rpm, beban torsi dan HP. Biasanya forged
crankshaft standard pabrik sudah cukup kuat, tetap bisa dipakai. Menekan
vibrasi crankshaft harus balance pada putaran tinggi. Prosedur
crankshaft blueprinting seperti :
- Inspeksi kalau ada bagian yang retak atau dimensinya sudah tidak sesuai spek
- Pengerasan permukaan melalui proses induksi atau memberi lapisan nitride
- Mengikis berat crankshaft dan melakukan balancing kembali
- Mengukur gerak (endplay) crankshaft di cylinder block
- Memperkuat melalui proses Shot peening
- Menyempurnakan (chamfer) lubang oli
Cylinder block
standard diproduksi secara masal faktor geometri biasanya tidak
presisi. Bagian tersebut adalah cylinder bore, main bore crankshaft,
camshaft cap bore, deck. Engine builder akan melakukan koreksi apabila
terjadi kekurangan atau tidak center pada area tersebut.
- Main bore crankshaft di bubut (honing) supaya lurus
- Cylinder bore di bubut kembali
- Deck di slep (resurfacing) supaya rata
- Camshaft cap bore di bubut supaya lurus kembali

Meluruskan (alignment) crankshaft main bore V8 engine melalui proses mesin bubut
Engine bearing
seperti metal duduk di crankshaft dan metal jalan di connecting-rod
sangat disoroti dalam melakukan blueprinting. Memegang komponen yang
berputar menembus kecepatan tinggi harus di set pada tingkatan presisi
tinggi juga. Lapisan oli berperan sebagai bantalan supaya bearing tidak
kontak dengan permukaan journal crankshaft atau con rod ketika berputar.
Jarak
kerenggangan (clearance) jadi penting, terlalu ketat membawa konsekwensi
panas akibat beban gesekan terjadi kontak bearing dengan crankshaft
atau con rod dan akhirnya rontok. Terlalu renggang mempengaruhi
pelumasan jadi kurang efektif.
Engine
bearing di blueprinting menentukan hanya satu angka kerenggangan, tidak
ada toleransi seperti umumnya engine standard. Misalnya kerenggangan
metal duduk dengan crankshaft semuanya harus 0.080 mm.

Engine
bearings seperti metal duduk/jalan berperan penting supaya crankshaft
dan con rod dapat berputar efisien. Jarak kerengganan sangat
diperhatikan menyediakan lapisan oli berperan sebagai bantalan.
Masih
sangat banyak lagi prosedur engine blueprinting yang tidak penulis
cantumkan karena ini hanya ringkasan saja. Dan langkah-langkah itu ngak
boleh ditinggalkan apabila tim ingin memperoleh engine balap dimana
tenaga dan daya tahan pada level maksimum.
Setelah
engine dibangun melalui proses blueprinting akan menjadi suatu kesalahan
apabila baut dan mur engine bukan ber qualitas bagus. Ketika beroperasi
pada putaran tinggi di sirkuit engine rontok akibat mur & baut
kurang daya tahan bisa terjadi kapanpun. Mencegah itu engine bulider
selalu memakai yang sudah punya nama seperti merk ARP.
Camshaft
mengatur denyut airflow masuk ke dalam silinder dan gas hasil
pembakaran keluar knalpot. Menentukan karakteristik engine dari lama
klep in/ex posisi open, berapa jauh klep dari seat nya dan berapa besar
fase overlap berlangsung.
Engine balap dengan target menjaring HP perkasa caranya adalah kurva torsi puncak harus bergeser semakin tinggi lagi. Pada putaran tinggi semua proses harus berlangsung ultra cepat dan itu dapat terpenuhi kalau durasi klep
intake terbuka lebih lama dan lebih jauh keluar dari seat nya supaya
airflow mempunyai waktu yang cukup untuk mengisi silinder sebanyak
mungkin.
Tapi
semakin powerband bergeser ke putaran tinggi, torsi pada putaran rendah
menjadi hilang. Itu disebabkan airflow tidak dapat bergerak cepat
mengisi silinder. Kecuali engine aplikasikan sistim variable valve
timing (VVT) dimana bekerja dua macam camshaft lobe, yaitu low rpm dan
high rpm.
Misalnya durasi 265 dan valve lift 7.5 – 8 mm
sudah masuk kategori radikal pemakaian balap motor 250cc. Motor tidak
akan ideal lagi berjalan pada putaran rendah di dalam kota.
Camshaft
kondisi ngak baru, engine builder melakukan “runout test” untuk men
check apakah diameter masih sesuai spek. Kerenggangan antara camshaft
journal dengan cap harus sama semua.
Setelah
head porting dan race camshaft, masih perlu dukungan dari komponen
lainnya, seperti throttle body venturi diperbesar 2 mm misalnya,
berdasarkan hitungan bore x stroke dan maksimum rpm dimana power puncak
berada. Velocity stack yang lebih pendek, volume airbox, full exhaust
system, racing air filter dan seterusnya. Dengan itu kebutuhn airflow
pada putaran tinggi selalu dapat terpenuhi. Tidak terjadi defisit
airflow yang menyebabkan engine jadi kehabisan nafas.
Stand alone ECU atau tetap memakai ECU standard ditambah piggyback tidak
bisa dikesampingkan. Dengan perubahan parameter komponen mengharuskan
fine tuning lagi air/fuel ratio (AFR) dan waktu pengapian (ignition
timing) untuk mencari maksimum power.
Fuel atau
bbm adalah sumber panas dari reaksi kimia dengan oksigen setelah terjadi
pembakaran. Reaksi tersebut membangun cylinder pressure kemudian
menekan piston ke arah bawah setelah titik mati atas (TDC). Biasanya
tekanan pembakaran (combustion pressure) memuncak pada 14 – 20 derajat
rotasi crankshaft setelah TDC. Mempengaruhi langsung brake mean
effective pressure (BMEP) atau rata-rata besarnya tekanan pound/ square
inch yang diterima piston. Makin besar BMEP semakin kuat torsi
dilepaskan.
Rumus mengetahui BMEP, 150.8 x torque (lb-ft) / engine displacement (cubic inches)
Selain
rasio kompresi statik tinggi faktor air/fuel ratio harus dicari supaya
combustion pressure pada rpm yang di inginkan tercapai. Engine
menciptakan HP terkuat biasanya dibawah level stoichiometric atau basah
(rich) yaitu AFR antara 12 – 13 : 1.
Engine
balap tangguh mampu menyalurkan power maksimum dengan baik dan
menyelesaikan balapan sampai garis finish tanpa problem. Tapi seperti
kalimat bijak “what goes up must come down”. Seberapapun perkasanya
engine balap pasti memiliki masa kerja yang sangat pendek dibandingkan
engine standard. Engine Formula One era V8 cylinder 2400cc 760 HP hanya sanggup menempuh jarak sekitar 800-900 km saja. Engine moto3 power puncak 55 HP harus di bangun ulang setelah pemakaian tiga kali race, semoga bermanfaat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar