Peugeot Jet Force 125cc supercharged skutik ” feel the power ” (motorcycleonline)
Assalamu’alaikum wR wB
Kemunculan Kawasaki H2 tahun 2015 dengan sistim supercharger merupakan terobosan di jaman sportbike modern. Torsi perkasa 140 Nm di 10000 rpm dijamin rider merasakan jambakan frontal king-kong. H2 Racing limited production lebih brutal lagi dengan power output 306 bhp @14000 rpm dan peak torque 163 Nm @12500 rpm at the crank.
Supercharger juga di aplikasikan ke motor CC kecil seperti skuter Peugeot Jet Force 125 cc. Tapi performa cabe rawit menyemburkan power maksimum 19 bhp @8500 rpm dan peak torque 16,67 Nm (12,3 lb-ft) @7250 rpm (at the crank).
Dibilang
luar biasa memproduksi torsi bandingkan dengan motor bebek konvensional
125cc power dikisaran 9-10 hp dan torsi puncak 10 Nm. Topspeed mencapi 112,6 – 120,7 km/jam (70-75 m/h). Ada peningkatan jumlah torsi 50% dan daya dorongan ampuh membuat motor sanggup akselerasi cepat mulai rpm rendah sampai menyentuh topspeed.
Torsi
melimpah untuk kendaraan commuter dalam kota motor skutik supercharger
seperti Jet Force 125cc sudah lebih dari cukup. Berdasarkan faktor power
to weight ratio meskipun engine displacement kecil tapi sanggup melesat
alias kasih asap motor kelas 250cc kalau akselerasi bersamaan dari
keadaan stop 0 sampai 100 km/jam.
Konsumsi
bbm memang ngak terhindarkan lebih boros dari normally aspirated engine
dengan CC sama pemakaian dalam kota. Kecuali dipakai pada kecepatan
konstan (cruising) ke luar kota dimungkinkan lebih irit. Ada tambahan
power begitu juga ada tambahan ongkos beli bensin.
Supercharger
dan turbocharger adalah sistim induksi bertekanan (forced induction)
memanipulasi volume silinder engine. Seolah-olah CC engine bertambah
besar, dengan itu HP dan torsi jadi meningkat siknifikan karena cylinder
presssure yang dibangun lebih banyak dari keadaan normal. Udara dihisap
oleh blower masuk kedalam silinder melalui throttle body atau
karburator. Besarnya tekanan atau boost tergantung dari ukuran pulley
yang digunakan dan kecepatan engine. Kepekatan udara atau air density
yang tinggi mengandung banyak molekul oksigen dan akan menghasilkan
power eksplosif saat dibakar dengan bensin. Power bertambah lebih dari
100% seperti aplikasi motor dan mobil performa tinggi.
Supercharger
mempunyai kelebihan power delivery yang linear dari low rpm
dibandingkan dengan turbocharger. Tidak ada lag seperti muncul di sistim
turbocharger. Turbo lag adalah keadaan turbin belum berputar mencapai
kecepatan efektif membangun airflow untuk mengisi silinder. Biasanya
terjadi kalau si pengemudi buka gaz dari putaran sangat rendah.
Penyaluran torsi sistim supercharger mampu lebih cepat atau segera.
kekurangannya tidak seperti turbocharger diputar oleh semburan exhaust,
supercharger memakai tenaga crankshaft untuk memutar turbinnya. Jadi ada
sedikit powerloss yang ditimbulkan.
Kecepatan
turbin atau blower bisa diatur sesuai keinginan dari ukuran pulley.
Turbin Kawasaki H2 berputar 9.2 kali kecepatan crankshaft. Semakin cepat
maka semakin besar boost yang disalurkan ke dalam silinder.

Peugeot Jet Force 125cc supercharged 19 bhp at the crank (motorcycledaily)

Peugeot
Jet Force 125. Cover dengan bulatan metal ukuran sedang dan kecil
menutup kedua pulley di engine crankshaft dan blower yang keduanya
tersambung dengan belt.

Kawasaki
ZXR1200 Supercharged prepared by Rob Muzzy. Peak HP & torque 200 hp
@10250 rpm, 148 Nm @8000 rpm at the wheel. Torsi
raksasa dihasilkan mulai dari rpm rendah (sportrider)

Kawasaki
ZRX1200. Blower atau turbin men-supply airflow ke dalam silinder via
throttle body. Tekanan airflow atau boost dalam bar/psi semakin besar
mengikuti bertambahnya engine revving (sportrider)
Dua blower
yaitu tipe roots dan sentrifugal biasa di aplikasi pada engine dengan
sistim supercharger. Tipe sentrifugal bekerja seperti fan kipas angin.
Baling-baling atau impeler menghisap udara yang masuk dari inlet port
kemudian diteruskan ke dalam silinder. Impeler berputar lebih dari 60000
rpm pada putaran engine maksimum. Turbin sentrifugal seperti digunakan
Kawasaki H2 berputar 140000 rpm.
Tipe roots
adalah blower yang paling tua di aplikasikan ke engine. Terkenal dengan
kemampuannya menciptakan torsi raksasa pada putaran rendah. Seperti
mobil untuk balapan dragster top fuel class menyalurkan maksimum power
mencapai lebih dari 8000 hp.

Blower
tipe sentrifugal mirip seperti dipakai sistim turbocharger hanya tidak
diputar dengan semburan exhaust gaz melainkan dengan pulley dan belt.

Blower tipe Roots rotor (cut-view). Membangun tekanan positif intake manifold di atas tekanan atmosfir
Perusahaan
S-Charger manufaktur siap pasang (bolt-on) supercharger kit untuk motor
mini Honda Monkey 50cc. Performa motor naik dua kali lipat memangkas
waktu akselerasi menjadi hampir setengahnya dan torsi lebih dari 50%.
Kecepatan dari 0 sampai 50 km/jam ditempuh dalam 8,5 detik, dimana
engine standard normally aspirated hanya sanggup 14,5 detik. Mantap
kecil-kecil cabe rawit.

Honda Monkey 50cc Supercharged (S-Charger.com)

Honda Monkey engine (S-Charger.com)

Honda Monkey supercharger driving mechanism (S-Charger.com)

Honda Monkey 50 cc peningkatan performa akselerasi 0-50 km/jam
Pemakaian
boost yang tidak terlalu besar misalkan dibawah 7 psi kompresi statik
piston belum perlu untuk dikurangi. Terjadi knocking atau ngelitik
memang harus diperhatikan karena sangat berbahaya kalau di diamkan.
Bertambahnya tekanan udara di dalam silinder secara langsung menaikkan
juga temperatur dimana bisa memicu terjadi knocking. Mencegahnya engine
tuner biasanya akan merubah stoichiometric air/fuel ratio (AFR) menjadi
lebih rich atau basah, misalkan 13.5:1. Kalau masih memakai karburator
perlu ganti mainjet dengan size lebih besar. Volume udara yang lebih
besar membutuhkan bbm lebih banyak.
Mobil atau
motor performa tinggi yang ingin ciptakan HP dan torsi raksasa tidak
saja menurunkan kompresi statik piston misalkan menjadi 8,5:1 tapi juga
mengganti cukup banyak engine internal parts dengan material dan
konstruksi yang lebih kuat seperti forged con-rod, low compression
forged piston, ARP engine bolts, crankshaft girdle dan seterusnya.
Temperatur
udara yang panas adalah musuh abadi HP dan torsi. Untuk itu unit
intercooler sangat penting dipasangkan dengan tujuan mendinginkan
airflow dan naikkan kepekatan udara (air density). Target tekanan atau
boost di atas 14,7 psi atau 1 bar tidak heran kalau engine displacement
kecil berubah menjadi superpower setingkat Hulk.
Kemudian gimana kalau aplikasi di motor 125cc sampai 250cc yang ada di pasaran Indonesia?
Pastinya
akan menjadi keren performa akan terungkit cukup siknifikan misalkan
ditambah 6 psi. Tekanan udara normal sekitar 14 psi. Hitungan teori
sederhana, 14 psi + 6 psi = 20 psi atau peningkatan 43%
Motor 150cc diberikan tekanan 6 psi secara teori akan bertambah menjadi 214.5 cc.
150 x 43/100 = 64.5.
150 cc + 64.5 cc = 214.5 cc.
Angka VE secara teori akan naik, 214.5/150 x 100 = 143%.
Dengan VE
143% power maksimum menjadi sekitar 24,31 hp dari power standard 17 hp
(at the crank). Loncatan HP sangat banyak dengan memberi boost 6 psi.
Mungkin
kedepan akan muncul motor 110cc ke atas aplikasikan supercharger. HP
besar tapi konsumsi bbm lebih irit atau setara dengan normally aspirated
engine CC yang sama.
semoga bermanfaat..
semoga bermanfaat..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar